UNTUK APA UANG?


Saat ini saya sedang membaca buku "You Call The Shots" yang ditulis oleh Cameron Johnson (lebih jauh tentang Cameron Johnson bisa anda baca disini). Buku ini sudah saya beli sejak kuliah tingkat 2, tapi entah kenapa kemudian ia menjadi terlupakan dan tak terbaca.

Sampai akhirnya beberapa hari yang lalu saya menemukan kembali buku ini di rak buku saya. Iseng-iseng saya coba untuk mulai membaca buku itu. Isinya tentang 19 rahasia penting Entrepreneurship. Ada beberapa hal menarik yang saya dapatkan dari buku tersebut. beberapa diantaranya akan saya bagikan lewat blog ini.


So, keep Reading, :D

"Pengusaha baru seringkali membuat kesalahan dengan berpikir bahwa membangun bisnis adalah mendapatkan uang. Namun, uang bukanlah tujuan akhir; uang hanyalah alat. Pertama, uang adalah alat untuk membantu Anda membangun dab mengembangkan bisnis lebih jauh. Selanjutnya, begitu bisnis Anda mulai dan berjalan, ini menjadi alat untuk membangun jaminan keuangan dan masa pensiun. Uang yang dihasilkan juga dapat menjadi alat tambahan untuk memulai bisnis baru. Jika anda dapat mengurus uang maka uang akan mengurus anda. Jika tidak, uang akan memperbudak anda."

Nah, jadi jangan jadikan uang sebagai tujuan berbisnis kita, karena ada hal yang jauh lebih penting dari sebuah benda bernama uang. Lah, lalu untuk apa dong kalo gitu? Ok, biar saya lanjutkan sedikit apa yang saya baca dari buku YCTS,


"Bagi saya, tujuan membangun sebuah bisnis adalah menciptakan kehidupan yang lebih bebas, untuk melatih kreativitas dan berguna bagi dunia sekitar saya. Uang hanya alat yang membantu saya untuk melakukan semua itu"

Ok, semoga bermanfaat :D

"Barangsiapa yang (menjadikan) dunia tujuan utamanya, maka Allah akan mencerai-beraikan urusannya dan menjadikan kemiskinan/tidak pernah merasa cukup (selalu ada) di hadapannya, padahal dia tidak akan mendapatkan (harta benda) duniawi melebihi dari apa yang Allah tetapkan baginya. Dan barangsiapa yang (menjadikan) akhirat niat (tujuan utama)nya, maka Allah akan menghimpunkan urusannya, menjadikan kekayaan/selalu merasa cukup (ada) dalam hatinya, dan (harta benda) duniawi datang kepadanya dalam keadaan rendah (tidak bernilai di hadapannya).”

(HR Ibnu Majah)

0 comments:

Post a Comment

 
Copyright © BUKAN FIKSI